3 Cara Unik Mengolah Ide Tulisan Supaya Jadi Tak Biasa

Setiap orang pasti pernah terpikir ide ingin menulis sesuatu, entah itu cerpen, novel, ataupun tulisan nonfiksi. Nah, saking banyaknya orang yang bercita-cita ingin jadi penulis, tentu perlu sedikit upaya lebih supaya tulisan kita bisa tampil beda dari tulisan orang lain. Berikut adalah tiga cara unik mengolah ide tulisan yang biasa kugunakan untuk menulis cerpen.

Mengawinkan tiga kata benda

Ketika mengalami kebuntuan, aku akan mencoba mendobraknya dengan merangkai setidaknya tiga kata benda yang tidak saling berhubungan, membentuk suatu ide baru, dan ini adalah cara unik mengolah ide yang pertama. Misalnya, kata pertama adalah ‘kulkas’, kata kedua adalah ‘terbang’, dan kata yang terakhir yakni ‘lendir’.

cara unik mengolah ide tulisan
janggal kan gambarnya? pakai masker, tapi merokok. ini bisa jadi ide tulisan yang bagus.

Jika disusun, maka kata tersebut bisa jadi: kulkas-terbang-lendir, atau lendir-terbang-kulkas, atau kulkas-lendir-terbang, serta banyak variasi lain. Pilihlah salah satu, dan selanjutnya kembangkan agar jadi ide yang utuh. Sekarang kita coba ambil kombinasi kulkas-lendir-terbang, ya.

  • kulkas-lendir-terbang
  • sebuah kulkas berisi lendir terbang
  • seorang pembantu bersumpah telah melihat sebuah kulkas yang dipenuhi botol-botol selai tapi isinya lendir, terbang melewati jendela kamarnya, dini hari tadi, saat ia akan kencing.
  • dst

Nah, sekarang sudah ada ide yang baru, kan? Meski tentunya masih jauh dari matang, setidaknya kita sudah punya satu ide yang kemungkinan bisa dikembangkan jadi tulisan fiksi sureal, atau magis, atau horror. Yang mana saja, sesuka hati kita!

Menonjolkan dialog tajam

Dialog dalam cerpen, tentu berbeda dengan dialog dalam novel. Jika di cerpen, sebisa mungkin pastikan setiap dialog berisi kalimat yang bernas, tajam, dan mengarahkan jalan cerita agar terus berlanjut. Kita coba ya. Melanjutkan ide awal tadi.

Ny. Ponti bersumpah sebuah kulkas melayang dan hampir menebas kepalanya, “Kupikir benda itu peti matiku! Astaga! Tolong seseorang periksa kebun belakang, aku tadi melihatnya terbang ke arah sana!”

Jadi, kita buang saja dialog-dialog yang mungkin normalnya akan diucapkan Ny. Ponti, misal, “Ya ampun, aku kaget sekali. Jantungku berdebar kencang. Aduh, aku duduk dulu, ya, lututku gemetar. Tolong ambilkan aku air minum. Ya ampun, aku tadi bukannya mau kencing?”

Dialog tajam tak mesti menggunakan kata-kata yang mewah atau fantastis, asal diucapkan dengan timing yang pas, sebuah dialog akan membekas dalam benak pembaca.

Menyisipkan kejutan maupun plot twist

Sebuah cerpen yang bagus tentu akan bikin pembacanya mau membaca ulang, bisa karena ingin memastikan jalan cerita, atau menikmati alurnya. Nah, bagi yang suka membuat kejutan, kita bisa menyisipkan ide unik dalam kisah kita. Jika tadi sudah kita lihat ada ‘ketidakbiasaan’ dalam kulkas terbang, maka mungkin kita tinggal memberikan sedikit informasi mengapa hal itu bisa terjadi. Usahakan jangan membuat plot twist yang terlalu tajam ya, misal, ternyata semua hanya mimpi, atau hanya cerita dalam sebuah buku, karena itu bukan kejutan yang menyenangkan.

Demikianlah tiga cara unik mengolah ide tulisan, tentunya masih banyak cara lain yang bisa dipakai dalam menyusun cerpen. Sampai jumpa di tulisan lain ya. Selamat menulis!

Tinggalkan Balasan