Salah satu hal yang senantiasa saya nikmati adalah kisah-kisah pendek yang ditulis dengan bernas, ibarat dendam, ini adalah sebuah pembalasan yang manis. Saat dibaca ulang, sampai kapan pun akan tetap menyenangkan. Bisa jadi teman makan, sahabat perjalanan, atau sekadar duduk-duduk santai. Misalnya kemarin saat perjalanan Ambon – Saumlaki, saya sudah bawa satu novel tapi sepertinya perjalanan 1,5 jam nggak cocok jadi akhirnya saya iseng buka koleksi di handphone. Kebetulan saya simpan beberapa kumpulan kisah pendek, yang saya pilih kemarin adalah Miss Marple The Complete Short Stories (Agatha Christie). Sangat ringan dan menyenangkan. Lalu, saya menemukan kebahagiaan karena saya ternyata sudah mulai lupa beberapa bagian cerita sehingga kembali ikut menebak-nebak penyelesaian tiap kasus yang digulirkan.
Menua dan mudah lupa rupanya ada hikmahnya, hehehe.
Kisah misteri juga menjadi salah satu yang belakangan coba saya kembali geluti, baik itu untuk saya nikmati sebagai pembaca, atau coba belajar untuk tulis sendiri. Sedikit-banyak mengerutkan kening di usia begini ternyata memang sangat menyenangkan. Tapi tetap saja, tulisan-tulisan genre mana saja akan saya baca jika ditulis dengan baik, ini sebuah pembalasan bagiku yg kurang baca, hehe.
Ide ngajakin nulis cerpen kemarin spontan saja, dan saya senang karena beberapa tulisan yang masuk, mengingatkan saya bahwa menulis, adalah hal yang senantiasa menyenangkan untuk dilakukan. Semoga terus konsisten, ya! Beberapa cerpen saya terima via Twitter (I still refused to call it X, ehehe), blog, dan japrian. Terima kasih banyaaak ya teman-teman. Besok-besok segera kita bikin lagi, yuk. Ada usul tema yang lebih menantang, siapa tau bisa jadi arena sebuah pembalasan? Hehehe.
Berikut cerpen yang masuk kali ini, dengan sedikit komentar pribadi:
- Jas Biru untuk Mas Pandu | Sebuah cerpen yang memiliki twist supernatural dan ikatan kekeluargaan. Cara penulis bertutur sangat dinamis dan emosi dari tiap karakter terasa di tiap bagian. Meski terkesan casual, tapi justru kesederhanaan itu yang bikin cerpen ini berkesan.
- Lunas | Salah satu cerpen yang sangat kukuh memegang tema balas budi, literally (materi) and figuratively (emosi). Kisah yang langsung to-the-point (aku pikir ini salah satu kekuatan penulis) dan hampir tidak menutup-nutupi pesan moral yang dibawanya.
- Ziarah | Cerpen ini punya nuansa refleksi diri dan mengedepankan teknik bertutur yang ‘atmosferik’, kalau boleh dibilang. Pacenya mungkin terasa lambat bagi yang senang aksi, tapi dengan tema filosofis dan introspeksi yang dalam, bisa jadi terasa lebih personal.
- Cara Terbaik Menuju Kuburanku | Mungkin salah satu entry yang paling ‘dirugikan’ dengan batasan 1000 kata, karena aku merasa kisah ini sangat potensial dengan alur maju-mundurnya. Kisah tentang ekspektasi keluarga dan obligasi sosial, diramu dengan monolog yang berkelindan dengan dialog karakter-karakternya.
Yang beruntung kali ini adalah ‘Jas Biru untuk Mas Pandu’ (Betty) dan ‘Ziarah’ (Adit). Yang lain tentu tidak kalah spesial, hanya mungkin belum beruntung untuk dapat top incentives (450k) pada kesempatan kali ini, jika berkenan I have 75k for you all too! Semua nanti boleh japri (DM Twitter/Whatsapp/IG) untuk klaim insentif nulisnya ya. 🙂 Sampai ketemu lagi dalam sebuah pembalasan untuk bulan-bulan mendatang.
